Meraih Peluang Kedua Kemajuan Internet
Salah satu inti penting ketika Nokia mengumumkan jasa layanan akses internet OVI adalah perhatian penting yang diberikan tentang isi lokal atau local content, baik itu musik, permainan, dan sejenisnya.
Kehadiran OVI membuktikan akses jaringan internet sekarang telah memberikan tempat yang sejajar pada ponsel, seperti halnya ketika orang-orang mulai menggunakan komputer sebagai peralatan sehari-hari.
Ponsel mungkin menjadi produk kemajuan teknologi yang memiliki dampak strategis bagi individu, bangsa, maupun pergerakan global. Hanya melalui ponsel, dengan berbagai fitur teknologi di dalamnya, kekuasaan negara bisa digulingkan melalui unjuk rasa yang populer.
Secara statistik, peranan lokal dalam kemajuan teknologi komunikasi informasi memegang peranan yang tidak bisa diabaikan. Dalam industri musik, misalnya, lagu-lagu oleh penyanyi lokal akan memiliki penggemarnya yang cukup luas dibanding penyanyi asing.
Bahan bacaan lokal, apakah itu media massa atau buku, akan lebih dicari orang di jaringan internet ketimbang bacaan berbahasa asing. Peran lokal dalam kemajuan teknologi komunikasi informasi memang menjadi sangat penting dan krusial.
Antisipasi cepat
Kehadiran OVI buatan Nokia memang mengisyaratkan semakin pentingnya jaringan internet untuk berbagai keperluan. Banyak hal yang sebenarnya tidak bisa diantisipasi secara cepat dan benar melihat perkembangan demi perkembangan yang terjadi di jaringan internet.
Dalam skala Indonesia, fenomena Detikcom, misalnya, jadi menarik ketika mampu bersanding dengan media massa konvensional yang sekarang menghadapi persoalan serius, yakni kekurangan pembaca baru.
Orang-orang muda kelahiran generasi internet mulai mengandalkan perangkat teknologi komputer dan ponsel sebagai sentra aktivitas sehari-hari, termasuk memperoleh informasi.
Dengan demikian, tidak mengherankan Detikcom yang sudah menjadi perusahaan PMA, menjadi salah satu tujuan orang-orang generasi internet tersebut. Sementara perusahaan media massa konvensional, khususnya cetak, terus mencari model dengan menghabiskan dana yang besar untuk bisa ikut menikmati kemajuan jaringan internet.
Tidak akan ada orang yang percaya, perusahaan dotcom yang hanya dimulai oleh beberapa gelintir orang, mampu bersaing dengan perusahaan tradisional dengan ratusan pegawai.
Berbasis komunitas
Ada yang berubah dalam cara kita membaca, mendengarkan musik, bermain, berbisnis, dan aktivitas sehari-hari lainnya. Dan, sering kali, para eksekutif pada perusahaan tradisional tidak bisa secara tepat mengantisipasi perubahan signifikan akibat interaksi kita dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi.
Banyak perusahaan menganggap membangun portal (bahkan super portal) adalah sebuah peluang untuk masuk ke dalam jaringan internet. Portal sendiri adalah sebuah layanan masa lalu, bukan lagi menjadi tempat di mana kita bisa memberikan jasa layanan yang sesuai dengan bisnis inti yang digeluti.
Tren internet yang mengarah apa yang disebut sebagai Web 2.0 adalah sebuah komunitas. Adalah tempat untuk berbagi rasa dan karsa, membahas berbagai persoalan keseharian.
Di sisi lain, meniru yang memang mudah dilakukan dalam era digitalisasi, mengajarkan kita untuk kreatif menghasilkan hal-hal yang berbasis komunitas.
Kita tidak menyadari atau tidak berani merumuskan kekuatan-kekuatan yang ada untuk menjadi peluang bisnis. Kita lupa apa yang diperlukan konsumen (atau masyarakat) adalah peluang bisnis masa depan.
Peluang besar
Fenomena kemajuan teknologi komunikasi informasi menuntut siapa saja untuk terus-menerus melakukan perubahan. Perubahan mengikuti kemajuan teknologi, maupun perubahan mengikuti keinginan konsumen.
Pada awalnya tidak ada yang menganggap perlu untuk mengakses Google Earth, sebuah fasilitas semu jaringan internet untuk melihat dunia dan isinya. Sekarang, semua perusahaan internet besar di dunia, mulai menjajakan berbagai kemungkinan memanfaatkan kemajuan teknologi geospasial.
Siapa yang menyangka kalau mata rantai jasa pencetakan foto sekarang malah laris (dengan penghasilan terbesar) menjual pulsa isi ulang di tengah kemajuan teknologi kamera digital.
Kehadiran OVI buatan Nokia mengisyaratkan kita untuk mulai memikirkan kandungan lokal secara serius. Industri seluler menjanjikan adanya pengguna lebih dari 100 juta orang di Indonesia.
Rumah perangkat lunak pun sudah harus mulai berpikir untuk tidak lagi terpaku pada pembuatan aplikasi ERP atau CRM saja, tetapi memanfaatkan ketangguhan brainware-nya mengisi kemajuan teknologi "layar keempat" dengan ratusan juta pengguna.
Di Indonesia banyak sekali upaya dan usaha bisnis yang mengembangkan kandungan lokal dan berpotensi meraih kesuksesan bisnis dalam skala masif. Kita tidak bisa lagi terpaku pada mendigitalisasikan isi koran ke jaringan internet, misalnya.
Nokia OVI mengingatkan secara serius bahwa kandungan lokal akan memegang peranan penting dalam menyongsong bisnis dotcom babak kedua ini, kalau kita bisa mengantisipasinya secara cepat dan tepat.
Salah satu isu menarik adalah bagaimana menjadikan layanan internet terintegrasi yang dibangun Nokia OVI ini bisa menghasilkan metode pembayaran yang sesuai karakter pasar ponsel Indonesia yang mayoritas menggunakan sistem prabayar.
Yang pasti, peluang dan kesempatan ini tidak bisa lagi diisi arogansi operator atau perusahaan yang seolah-olah menguasai akses jaringan atau kandungan lokal. Kehadiran blog dan komunitas internet mengisyaratkan perlunya kerja sama dan berbagi guna menikmati peluang yang amat besar ini. (RLP/KOMPAS)
0 Response to "Meraih Peluang Kedua Kemajuan Internet"
Posting Komentar